Sleep
Apnea Boleh Jadi Terkait Silent Stroke
Sleep
apnea, gangguan tidur dengan kesulitan bernapas berulang kali ketika tidur,
dikenal meningkatkan resiko stroke. Ada dua jenis sleep apnea : central dan obstructive.
Terdapat juga jenis campuran. Orang yang menderita hal ini biasanya tidak
sadar, walaupun setelah bangun. Sleep apnea dikenali sebagai masalah bagi orang
lain yang mengamati, atau dapat dikenali dari kaibatnya terhadap tubuh
(sequelae). Diagnose sleep apnea dilakukan dengan polysomnography. Apnea dapat
juga diartikan sebagai berhentinya pernapasan untuk sementara. Dipsnea yang
dibarengi dengan apnea dapat menyebabkan terjadinya awal sebuah kematian.
Dalam
sebuah studi yang dilakukan para ahli, mereka menemukan adanya hubungan antara
sleep apnea dan silent stoke. Silent stroke adalah salah satu jenis stroke
iskemik yang ditandai dengan bekuan darah pada pembuluh yang memasok darah ke
otak sehingga menyebabkan kerusakan bagian otak yang dalam jangka panjang
memicu kehilangan memori.
Dalam
studi lain, para peneliti menemukan hilangnya memori secara cepat sbelum stroke
meningkatkan resiko stroke yang fatal. “Biasanya orang berfikir penurunan
memori sebagai indikator awal penyakit Alzheimer, padahal bisa jadi itu tanda
silent stroke,” ujar Adam Brickman, neuropsikologi dari Columbia University’s
Taub Institute for Research on Alzheimer’s Disease and the Aging, seperti
dikutip ABCNews, Jum’at 20/12/2011.
Kedua
studi ini dipresentasikan di koferensi internasional tentang stroke yang
diselenggarakan American Stroke Association di New Orleans. Menurut catatan
asosiasi, stroke mempengaruhi 795.000 orang Amerika setiap tahunnya. Demikian yang
ditulis Kathleen Doheny, reporter Healthy Day.
Dalam
satu studi Dr Jessica Kepplinger, seorang fellow di University of Technology di
Dresden Jerman, dan rekan-rekannya mengevaluasi 56 pasien yang mengalami stroke.
Mereka mengetahui, silent stroke dikaitkan dengan peningkatan resiko stroke. Namun,”hampir
tidak ada studi yang meneliti hubungan antara sleep apnea dan yang disebut
silent stroke klinis,” katanya.
Untuk
melihat hubungan, mereka pertama kali memberikan pengujian pasien untuk apnea
di rumah sakit. “ Kami menemukan secara keseluruhan frekuensi tinggi sleep apnea
91% dalam populasi pasien stroke akut, yang sangat mungkin mempunyai factor resiko
stroke,” kata Dr Jessica.
Tim
juga melakukan studi pencitraan otak, mereka dengan sleep apnea lebih mungkin
untuk memiliki silent stroke, sebagaimana dibuktikan pada scan otak yang
dikemukakan peneliti. Semakin tinggi tingkat keparahan apnea, semakin cenderung
silent stroke ini ditemukan pada pencitraan otak.au
Tidak ada komentar:
Posting Komentar