Selasa, 28 Februari 2012

Sleep Apnea Boleh Jadi Terkait Silent Stroke


Sleep Apnea Boleh Jadi Terkait Silent Stroke

            Sleep apnea, gangguan tidur dengan kesulitan bernapas berulang kali ketika tidur, dikenal meningkatkan resiko stroke. Ada dua jenis sleep apnea : central dan obstructive. Terdapat juga jenis campuran. Orang yang menderita hal ini biasanya tidak sadar, walaupun setelah bangun. Sleep apnea dikenali sebagai masalah bagi orang lain yang mengamati, atau dapat dikenali dari kaibatnya terhadap tubuh (sequelae). Diagnose sleep apnea dilakukan dengan polysomnography. Apnea dapat juga diartikan sebagai berhentinya pernapasan untuk sementara. Dipsnea yang dibarengi dengan apnea dapat menyebabkan terjadinya awal sebuah kematian.
            Dalam sebuah studi yang dilakukan para ahli, mereka menemukan adanya hubungan antara sleep apnea dan silent stoke. Silent stroke adalah salah satu jenis stroke iskemik yang ditandai dengan bekuan darah pada pembuluh yang memasok darah ke otak sehingga menyebabkan kerusakan bagian otak yang dalam jangka panjang memicu kehilangan memori.
            Dalam studi lain, para peneliti menemukan hilangnya memori secara cepat sbelum stroke meningkatkan resiko stroke yang fatal. “Biasanya orang berfikir penurunan memori sebagai indikator awal penyakit Alzheimer, padahal bisa jadi itu tanda silent stroke,” ujar Adam Brickman, neuropsikologi dari Columbia University’s Taub Institute for Research on Alzheimer’s Disease and the Aging, seperti dikutip ABCNews, Jum’at 20/12/2011.
            Kedua studi ini dipresentasikan di koferensi internasional tentang stroke yang diselenggarakan American Stroke Association di New Orleans. Menurut catatan asosiasi, stroke mempengaruhi 795.000 orang Amerika setiap tahunnya. Demikian yang ditulis Kathleen Doheny, reporter Healthy Day.
            Dalam satu studi Dr Jessica Kepplinger, seorang fellow di University of Technology di Dresden Jerman, dan rekan-rekannya mengevaluasi 56 pasien yang mengalami stroke. Mereka mengetahui, silent stroke dikaitkan dengan peningkatan resiko stroke. Namun,”hampir tidak ada studi yang meneliti hubungan antara sleep apnea dan yang disebut silent stroke klinis,” katanya.
            Untuk melihat hubungan, mereka pertama kali memberikan pengujian pasien untuk apnea di rumah sakit. “ Kami menemukan secara keseluruhan frekuensi tinggi sleep apnea 91% dalam populasi pasien stroke akut, yang sangat mungkin mempunyai factor resiko stroke,” kata Dr Jessica.
            Tim juga melakukan studi pencitraan otak, mereka dengan sleep apnea lebih mungkin untuk memiliki silent stroke, sebagaimana dibuktikan pada scan otak yang dikemukakan peneliti. Semakin tinggi tingkat keparahan apnea, semakin cenderung silent stroke ini ditemukan pada pencitraan otak.au
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar